Beranda | Artikel
Majelis Yang Tidak Ada Dzikirnya Ibarat Bangkai Keledai
Selasa, 22 Desember 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Majelis Yang Tidak Ada Dzikirnya Ibarat Bangkai Keledai adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 07 Jumadil Awal 1442 H / 22 Desember 2020 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Majelis Yang Tidak Ada Dzikirnya Ibarat Bangkai Keledai

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَا مِنْ قَوْمٍ يَقومونَ منْ مَجْلسٍ لاَ يَذكُرُون الله تَعَالَى فِيهِ إِلاَّ قَاموا عَنْ مِثلِ جيفَةِ حِمَارٍ وكانَ لَهُمْ حَسْرَةً

“Tidaklah ada suatu kaum yang mana mereka bangkit dari satu mejelis yang mana ketika duduk di majelis itu mereka tidak berdzikir mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka perumpamaan mereka itu ibarat bangun dari bangkai keledai dan majelis itu bagi mereka merupakan kerugian/penyesalan di hari kiamat kelak.” (HR. Abu Dawud, shahih)

Hadits ini menjelaskan kepada kita adab dalam sebuah majelis dan macam-macam majelis. Alangkah banyaknya majelis dizaman kita ini yang hampa dari berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Banyak majelis-majelis dizaman kita ini penuh dengan hura-hura, tertawa, obrolan yang tidak ada pangkal dan ujungnya, obrolan ke utara dan selatan, timur dan barat, sehingga waktu dilalui begitu saja tanpa ada satu manfaat di majelis tersebut. Dan ini realita. Bahkan kadang-kadang berisi ghibah, namimah, fitnah dan yang lainnya. Na’udzubillah.. itu semua adalah kerugian. Rugi akan waktu dan umur.

Kalau kita sering menghabiskan waktu hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, maka alangkah meruginya manusia yang berbuat demikian.

Oleh karena itu, kita melihat bagaimana Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang mana beliau adalah contoh teladan dalam semua aspek kehidupan seorang mukmin. Beliau mengingatkan kepada kita akan bahaya majelis-majelis yang tidak ada dzikirnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak ada peringatan untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga majelis itu tatkala ditinggalkan oleh orang-orang yang ikut dalam mejelis tersebut, mereka ibarat meninggalkan bangkai keledai yang busuk.

Ini adalah peringatan agar seorang mukmin betul-betul memperhatikan masalah ini. Karena di antara aktivitas-aktivitas kita yaitu bermajelis, duduk-duduk, berbincang-bincang. Ini satu aktivitas yang banyak dilakukan. Apalagi saat seseorang tidak punya pekerjaan, kondisi memprihatinkan. Maka tidak sedikit dari waktu-waktu dihabiskan hanya untuk duduk ngobrol tanpa ada manfaatnya bahkan terkadang ghibah, namimah, memfitnah, mengadu domba, menyebut fulan begini, fulan begitu dan seterusnya.

Orang yang betul-betul memahami arti dari kehidupan ini, maka dia tidak akan menyia-nyiakan waktunya hanya untuk hal-hal yang justru tidak sekedar sia-sia, tetapi di situ juga ada perbuatan munkar, ada perbuatan dosa.

Maka dari itu adab yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari hadits ini adalah agar kita di setiap majelis yang kita duduk, hendaklah selalu ada dzikrullah, ada istighfar, ada ucapan-ucapan mensucikan Allah, memuji Allah, mentauhidkan Allah dan mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga majelis itu tidak menjadi kerugian dan penyesalan di hari kiamat kelak.

Seorang yang dia beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dia tidak akan mau menyia-nyiakan waktu dan umurnya, kesempatan dan peluangnya, tidak mau menghabiskan itu semua untuk hal-hal yang sia-sia. Sehingga kita melihat para salaf dahulu adalah orang-orang yang sangat pelit dengan waktu mereka, lebih dari bakhilnya mereka terhadap dinar dan dirham. Hal ini karena mereka sangat menghargai waktu, sangat menghargai detik-detik yang berjalan berlalu tiada hentinya. Terkadang kita baru menyadari hal itu setelah terlewatkan kesempatan, baru kita menyesal.

Oleh karena itu, kita tidak dilarang bermajelis, duduk berbincang-bincang, tetapi jangan habiskan waktu kita hanya untuk bermajelis saja kecuali yang bermanfaat seperti majelis ilmu, majelis saling mengingatkan satu dengan yang lainnya. Adapun selain itu, maka hanya akan mendatangkan kerugian dan penyesalan bagi orang yang menyia-nyiakan waktu.

Dan di antara adab yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits ini adalah hendaklah di dalam suatu majelis selalu ada peringatan agar bertakwa dan takut kepada Allah Ta’ala, berdzikir mengingat Allah.

Yang kedua, hadits ini mengingatkan kepada kita tentang waktu. Jangan sampai dihabiskan hanya untuk bermajelis, untuk duduk-duduk tanpa ada manfaatnya. Ini nanti akan terjadi kerugian.

Kemudian bahwa majelis yang tidak ada dzikirnya pada Allah Subhanahu wa Ta’ala ini ibarat bangkai. Ini menunjukkan jeleknya majelis tersebut. Dan apabila kita cermati yang kita lihat bahwa banyak majelis yang memang sia-sia.

Oleh karena itu mudah-mudahan dengan kita mendengar hadits ini, maka kita akan lebih mampu untuk memilah dan memilih majelis antara yang bermanfaat dan yang tidak. Kalau majelis itu bermanfaat, maka duduklah di majelis itu dengan tetap mengingat Allah. Tetapi kalau majelis itu tidak bermanfaat, maka tinggalkanlah, jangan memakai perasaan-perasaan. Karena terkadang perasaan itu merusak seseorang. Hendaklah ketika kita meninggalkan, tinggalkan majelis itu. Katakan: “Saya minta maaf, saya harus pergi karena ada aktivitas yang lain, Assalamualaikum,” tinggalkan.

Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita manfaatkan waktu dan umur yang diberikan oleh Allah  Subhanahu wa Ta’ala.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian Tentang Majelis Yang Tidak Ada Dzikirnya Ibarat Bangkai Keledai


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49546-majelis-yang-tidak-ada-dzikirnya-ibarat-bangkai-keledai/